Iklan

iklan

PEJUANG PEREMPUAN, Dalam Rangka Memperingati HUT RI Ke-71

IlhamUncen
Rabu, 17 Agustus 2016 | 08.08.00 WIB Last Updated 2016-08-17T15:08:28Z
Oleh :  Risna Haris, S.Pd 
(Ketua Umum Korps HMI-Wati Cabang Wajo )

Setiap tanggal 17 Agustus adalah perayaan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia yang setiap tahunnya dimeriahkan oleh semua kalangan mulai dari anak-anak, pelajar, mahasiswa, pemuda dan orang tua, dan dilaksanakan diseluruh penjuru negeri dan berbagai bentuk perayaan kegiatan dilaksanakan mulai dari lomba bidang olahraga, kesenian, lampion dan berbagai perlombaan unik yang berbeda-beda dari setiap budaya di negeri ini yang kemudian menyatu dalam bingkai merah putih.

Perayaan yang dilakukan setiap tahunnya tak lepas dari jerihpaya tokoh-tokoh pendahulu yang berjuang melawan dan mengusir penjajah. Dengan semangat para pahlawan yang gigih menghasilkan tanah air kita menjadi negara yang berdaulat, berdiri sendiri dan bebas dari penjajahan. Dari sekian banyak pejuang negeri ini yang kemudian menjadi pahlawan nasional, terdapat juga beberapa perempuan yang ikut berperang, angkat senjata dan beberapa yang gugur di medan perang. Beberapa pahlawan perempuan yaitu

1.Cut Nyak Dien
Asal daerah Aceh, lahir Lampadang, Kerajaan Aceh, 1848 dan wafaat di : Sumedang Jawa Barat 6 November 1908. Kontribusi yaitu Cut Nyak Dien bersama Teuku Umar (suaminya), memimpin berbagai peperangan di tanah rencong melawan pasukan Belanda sejak tahun 1880. Belanda mengakui kewalahan menghadapi duet pemimpin ini. Sepeninggal suaminya. Perjuangan Cut Nyak Dien pernah dalam film drama epos berjudul Tjoet Nja' Dhien pada tahun 1988 yang disutradarai oleh Eros Djarot dan dibintangi Christine Hakim sebagai Tjoet Nja' Dhien, Piet Burnama sebagai Pang Laot, Slamet Rahardjo sebagai Teuku Umar dan juga didukung Rudy Wowor. Film ini memenangkan Piala Citra sebagai film terbaik, dan merupakan film Indonesia pertama yang ditayangkan di Festival Film Cannes (tahun 1989).

2.Cut Mutia
Asal daerah Aceh, lahir Keureutoe, Pirak, Aceh Utara, 1870 dan wafaat Alue Kurieng, Aceh, 24 Oktober 1910. Kontribusi yaitu  Tjoet Meutia melakukan perlawanan terhadap Belanda bersama suaminya Teuku Muhammad atau Teuku Tjik Tunong. Namun pada bulan Maret 1905, Tjik Tunong berhasil ditangkap Belanda dan dihukum mati di tepi pantai Lhokseumawe. Sepeninggal suaminya Tjoet Meutia terus melakukan perlawanan kepada Belanda bersama Pang Nagroe, hingga akhirnya tewas pada tanggal 26 September 1910.

3.Hj. Fatmawati Soekarno
Asal Daerah Bengkulu, lahir di Bengkulu, 5 Februari 1923 dan Wafaat di Kuala Lumpur, Malaysia, 14 Mei 1980. Kontribusi yaitu Tjoet Meutia melakukan perlawanan terhadap Belanda bersama suaminya Teuku Muhammad atau Teuku Tjik Tunong. Namun pada bulan Maret 1905, Tjik Tunong berhasil ditangkap Belanda dan dihukum mati di tepi pantai Lhokseumawe. Sepeninggal suaminya Tjoet Meutia terus melakukan perlawanan kepada Belanda bersama Pang Nagroe, hingga akhirnya tewas pada tanggal 26 September 1910.

4.Hj. Rangkayo Rasuna Said
Asal Daerah Sumatera Barat, lahir di Agam, Sumatera Barat, 14 September 1910 dan wafaat di Jakarta, 2 November 1965. Kontribusi yaitu pernah dipenjara Belanda pada tahun 1932 karena memprotes ketidakadilan Pemerintah Hindia Belanda. Pernah duduk menjadi anggota DPR-RIS dan Dewan Pertimbangan Agung. Semasa hidupnya, beliau juga aktif memperjuangkan persamaan hak pria dan wanita.

5.Maria Walanda Maramis
Asal daerah Sulawesi Utara, lahir di Kema, Sulawesi Utara, 1 Desember 1872 dan wafaatdi Maumbi, Sulawesi Utara, 22 April 1924. Kontribusi yaitu bercita-cita memberdayakan kaum ibu, Mendirikan organisasi Percintaan Ibu Kepada Anak Turunannya (PIKAT) pada tahun 1917 untuk memperjuangkan pendidikan bagi wanita khususnya kaum ibu agar dapat meningkatkan kesehatan anak dan kesejahteraan keluarga.Pada tahun 1919, beliau memperjuangkan agar wanita memiliki hak suara di lembaga perwakilan Minahasa Raad.

6.Martha Christina Tiahahu
Asal daerah Maluku, lahir di Nusa Laut, Maluku, 4 Januari 1800 dan wafaat di Laut Banda, Maluku, 2 Januari 1817. Kontribusi yaitu mengangkat senjata terjun langsung dalam perang melawan Belanda membantu ayahnya yang merupakan pembantu Kapitan Pattimura.

7.Nyi Ageng Serang
Asal daerah Jawa Tengah, lahir di Purwodadi, Jawa Tengah, 1752 dan wafaat di Yogyakarta, 1828. Kontribusi yaitu pemimpin daerah Serang, beliau memimpin pasukan dari tandu, membantu Pangeran Diponegoro melawan Belanda selama 3 tahun.

8.Opu Daeng Risadju
Asal Daerah Palopo Sulawesi selatan, lahir di Palopo, Sulawesi Selatan 1880 dan wafaat di Palopo, Sulawesi Selatan 10 Februari 1964
Melakukan pemberontakan terhadap tentara NICA pada tahun 1946. Beliau berhasil ditangkap beberapa bulan kemudian dan mengalami penyiksaan yang menyebabkan beliau menjadi tuli hingga akhir hayatnya

9.Raden Ajeng Kartini
Asal daerah Jawa tengah, lahir di Jepara, Jawa Tengah, 21 April 1879 dan wafaat di Rembang, 17 September 1904. Kontribusi yaitu pelopor kebangkitan perempuan karena pikiran dan pandangannya mengenai emansipasi wanita. Terbitnya surat-surat Kartini, seorang perempuan pribumi, sangat menarik perhatian masyarakat Belanda, dan pemikiran-pemikiran Kartini mulai mengubah pandangan masyarakat Belanda terhadap perempuan pribumi di Jawa. Pemikiran-pemikiran Kartini yang tertuang dalam surat-suratnya juga menjadi inspirasi bagi tokoh-tokoh kebangkitan nasional Indonesia, antara lain W.R. Soepratman yang menciptakan lagu berjudul Ibu Kita Kartini.

10.Raden Dewi Sartika
Asal daerah Jawa Barat, lahir di Bandung, 4 Desember 1884 dan wafaat di Tasikmalaya, 11 September 1947. Kontribusi yaitu tokoh perintis pendidikan untuk kaum wanita dengan mendirikan Saloka Istri pada tahun 1904. Bakat dalam cara Dewi Sartika memberi pelajaran kepada para masyarakat terutama kaum perempuan di sekitar lingkungan tempat tinggalnya, telah menjadikan semangat dan cita-cita untuk terus berupaya agar anak-anak dan kaum perempuan pribumi bisa mendapat kesempatan memperoleh ilmu pengetahuan.

11.Hj. Fatimah Siti Hartinah Soeharto
Asal daerah Jawa tengah, Lahir di Surakarta, Jawa Tengah, 23 Agustus 1923 dan wafaat di Jakarta, 28 April 1996. Kontribusi yaitu turut dalam Laskar Putri Indonesi pada masa perang revolusi kemerdekaan RI, sertamenyelenggarakan dapur umum dan P3K bagi pejuang. Menjadi Ibu Negara masa pemerintahan Presiden Suharto, Mendirikan Taman Mini Indonesia Indah, Taman Buah Mekarsari, Perpustakaan Nasional, Rumah Sakit Kanker Dharmais, dan Rumah Sakit Jantung Harapan Kita.

12.Nyai Hj. Siti Walidah Ahmad Dahlan
Asal daerah Daerah Istimewa Jogjakarta, lahir di Kauman, Jogjakarta 1872 dan wafaat di Kauman, Jogjakarta 31 Mei 1946. Kontribusi yaitu, memperjuangkan pendidikan bagi kaum wanita di bidang pengetahuan agama dengan mengadakan pengajian untuk kalangan wanita. Pengajian ini akhienya berkembang dan menjadi wadah organisasi ibu-ibu yang bernama “Lembaga ‘Aisyiyah” dalam organisasi Muhammadiyah.

Di atas ulasan kontribusi pahlawan perempuan dan Semoga pembaca dapat termotifasi untuk lebih berkontribusi seperti pahlawan diatas dan bahkan bisa melebihnya. Di Hari Ulang Tahun Republik Indonesia yang ke 71, Saya Berharap Kaum Perempuan di negeri ini senantiasa menanamkan di dalam hati semangat juang dan nasionalisme dalam berkontribusi untuk negeri ini. Dan sekarang kita tidak perlu angkat senjata seperti pendahulu kita tapi sekarang bagaimana kita meningkatkan potensi Intelligence Quotient (IQ),  Emotional Quotient (EQ), Spritual Quotient (SQ) dan Adversitas Quotient (AD) semaksimal mungkin  untuk dijadikan sebagai senjata untuk berkontribusi di negeri ini dan dalam berkompetisi di era Global ini.

“Sesungguhnya allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka ” Qs. 13:11

Dirgahayu NegeriKu… Dirgahayu Indonesia
iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • PEJUANG PEREMPUAN, Dalam Rangka Memperingati HUT RI Ke-71

Trending Now

Iklan

iklan