Iklan

iklan

Sedimentasi Danau Tempe, Tak Lepas Gundulnya Hutan Bambu

IlhamUncen
Kamis, 28 Juli 2016 | 10.15.00 WIB Last Updated 2016-07-28T17:45:47Z
WajoSatu.Com -- Hampir setiap tahunnya banjir melanda sejumlah wilayah pesisir di Kabupaten Wajo, hingga merendam pemukiman serta lahan pertanian milik masyarakat sekitar. Hal ini diakibatkan sungai Walennae tidak mampu lagi menampung debit air yang berasal dari danau Tempe.

Sementara itu, informasi yang berhasil dihimpun menyebutkan permukaan danau Tempe kian semakin dangkal. Kini ketinggian air danau Tempe hanya berkisar satu meteran. Dangkalnya permukaan danau Tempe tidak lepas dari tingginya sedimentasi. Setiap tahunnya mencapai 3-5 cm meter.
Ilustrasi

Tingginya sedimentasi di danau Tempe tidak lepas dari penggundulan hutan bambu yang terjadi  di 8 Kabupaten. Sementara daerah tersebut memiliki Daerah Aliran Sungai (DAS) yang bermuara di danau Tempe. Hal itu diungkapkan, anggota Forum Pengurangan Resiko Bencana Sulawesi Selatan Dr Idi Amin, di
Aula Bappeda dalam acara workshop pengurangan resiko bencana di Kabupaten Wajo, Kamis 28 Juli.

Menurut Idi Amin, pohon bambu merupakan tanaman resapan air yang cukup tinggi. Saat musim penghujan bambu dapat meresap serta menampung air dan disaat musim kemarau bambu-bambu tersebut akan mengeluarkan air.

"Ada yang hilang sebenarnya, dan ini dilupakan pemerintah Sulsel. Nah, yang harus dilakukan adalah pengembalian hutan bambu tersebut. Ada delapan kabupaten yang aliran sungainya bermuara di danau Tempe. Kita sebenarnya tidak perlu mengeluarkan anggaran yang terlalu banyak, namun upaya yang perlu dilakukan dengan memperbaiki bagian hulu. Kami sarankan pemerintah Kabupaten Wajo berkoordinasi dengan daerah lain yang sungainya bermuara di danau Tempe untuk melakukan penghijauan." ujarnya.

Lanjut Idi Amin mengatakan, semua yang saya katakan itu berdasarkan penelitian, kata dia, sebenarnya banyak penelitian yang dapat membantu terkait persoalan tersebut,. hasil penelitian yang banyak tersimpan di perpustakaan sebaiknya dimanfaatkan pemerintah.

" Saran untuk pemerintah kabupaten Wajo, sekiranya dapat membentuk tim khusus untuk memanfaatkan penelitian tersebut. Hasil penelitian tersebut dapat diperoleh di perpustakaan," katanya

Pendangkalan danau Tempe memang menimbulkan pelbagai bencana terutama masalah banjir. Tercatat, tahun 2016 ini sudah tiga kali bencana banjir terjadi di Kabupaten Wajo akibat meluapnya air Danau Tempe.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Wajo, Alamsyah mengatakan Kabupaten Wajo menjadi daerah dengan bencana kategori tinggi. Ada pelbagai bencana yang sering terjadi di Kabupaten Wajo seperti banjir, kekeringan, angin puting beliung, dan Kebakaran.

Namun, bencana yang paling sering terjadi adalah banjir. Karena setiap tahun terjadi banjir, bahkan tahun ini sudah tiga kali terjadi banjir.

"Luapan air danau Tempe susah dibendung. Jadi yang kita lakukan untuk penanggulangan masih dalam meningkatkan kapasitas kelembagaan."tegasnya.(Ws-Cukang)
iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Sedimentasi Danau Tempe, Tak Lepas Gundulnya Hutan Bambu

Trending Now

Iklan

iklan